Rabu, 26 Desember 2012

Masih Sanggupkah... #SewinduTsunamiAceh

Masih sanggupkah engkau mendengkur

Di atas ranjang para raja saat ini

Sementara seorang ibu sedang mengais reruntuhan mencari anaknya yang bayi di malam gelap



Masih sanggupkah engkau menikmati

Candlelight dinner di sudut restoran yang mahal

Sementara seorang anak menggigil

Kelaparan di tengah bau amis darah kering

Di harapan yang gagal

Masih sanggupkah engkau melaju di jalan raya

Dengan mobil mewahmu

Sementara tak satu mobil pun

Dampat sampai ke tempat pengungsian mengantar makanan



Masih sanggupkan engkau memandang

Tumpukan bajumu di lemari sementara seorang ibu tertimpa malu tak berbaju di ujung Aceh yang pilu



Masih sanggupkah engkau

Menimang-nimang emas berlian yang menyilaukan

Sementara seorang bapak

Menimang-nimang bayinya yang tanpa nyawa di tengah tanah derita



Masih sanggupkah engkau

Membuka champagne dan menghitung mundur

Sampai pada titik nol di perayaan tahun baru 2005 sementara di serambi Mekkah

Semua manusia berada jauh dari titik nol kelayakan



Ya... masih sanggupkah engkau

Berpesta merayakan bencana di ujung warsa



Yaa.... Yaa....



Jakarta, 29 Desember 2004



By : Ratih Sanggarwary



* Di ambil dari buku "Kumpulan Puisi Namaku Perempuan"

#SewinduTsunamiAceh

Minggu, 16 Desember 2012

Fatima Nama Anakku

Sebuah puisi dari Ratih Sanggarwaty mengawali...
Tentang sebuah nama, Fatimah...

=

Aku namakan anakku Fatima...
Agar dia bisa seperti Fatima Az Zahra putri Rasulullah 

Aku namakan anakku Fatima
Agar dia dapat menjadi pintu surgaku kelak

Aku namakan Anakku Fatima
Agar dia dapat menjadi pelipur lara ayahnya

Aku namakan anakku Fatima
Agar dia memikirkan kesulitan orang lain diatas kesulitan sendiri

Aku namakan anakku Fatima
Agar dia selalu mendo’akan orang lain lebih dahulu sebelum mendo’akan keluarganya dan dirinya sendiri

Aku namakan anakku Fatima
Agar dia tidak bermewah-mewah di tengah sekelilingnya yang miskin papa 

Barangkali harapanku terlalu muluk-muluk
Dan aku berkaca terhadap diriku sendiri
Sudahkah aku sebagai ibunya bersikap seperti Sayidah Khodijah
Yang membenamkan dirinya hanya pada cintanya pada Allah
 
Sudahkah aku sebagai ibunya bersikap seperti Sayidah Khodijah
Yang mengorbankan hartanya untuk membesarkan kebenaran agama Allah

Atau kalau aku tak punya harta seperti Sayidah Khodijah
Sudahkah aku bersikap seperti Sayidah Fatima
Yang selalu merindukan berkasih-kasihan dengan Allah Sang Penciptaku
Yang Setiap malam mendo’akan orang lain terlebih dahulu
Sudahkah aku bersikap seperti Sayidah Fatima
Yang memikirkan kesulitan orang lain meski hidupku sendiri dalam kesulitan
Yang tidak bermewah di tengah orang-orang yang miskin papa

Dan...
Sudahkah aku menghibur lara ayahku ketika ayahku masih hidup
Sudahkah aku bersedekah atas namanya agar penderitaannya dalam kubur terhapus

Ya Allah... Jadikan aku sebagai pelipur lara kuburnya
Ya Allah... Jadikan aku sebagai jubah ayahku untuk melindunginya dari api neraka
Ya Allah... Jadikan aku jembatan dari pintu surga ayahku
Ya Allah... Jadikah aku sebagai Fatima ayahku

Amin... Amin... Amin... Ya Robbal aalamin.

GA 2002 Jakarta-Jogya
3 Februari 2003


- diambil dari buku "Kumpulan Puisi Namaku Perempuan"-