Minggu, 16 Februari 2014

Kacamata Anugerah bukan Bencana

Sepertinya saya adalah orang yang paling santai dalam menanggapi meletusnya Gunung Kelud. Baiklah, dengan mengatakan (menulis) ini semoga tidak menjadi anggapan bahwa saya tidak bersimpati kepada para korban.
 
Percayalah, saya adalah satu dari mereka yang juga turut berduka atas banyaknya kerusakan yang ada. Tapi satu hal yang membuat saya tidak sepakat dengan semua, mereka menganggap Kelud sebagai penyebab semua akibat. Karena Gunung Kelud semua bangunan hancur, semua sesak nafas, dst.

Saya merasa kasian dengan mereka, para gunung merapi yang melulu disalahkan. Salah mereka kah jika Tuhan membuatnya meletus? Saya rasa tidak. Sewajarnya gunung merapi akan meletus. Maka manusialah yang harus bijak dalam menanggapi, mengantisipasi bahkan mensyukuri.

Mereka heboh dengan kandungan yang ada pada abu vulkanik. Ada yang menyebutkan bahwa abu Kelud mengandung beberapa unsur kimia, runcing halus seperti pecahan kaca, bahaya bagi mata juga pernafasan, tidak mudah larut dengan air, dan seterusnya. Subhanallah, tidakkah itu begitu luar biasa. Allah mengeluarkan segala isi perut bumi untuk manusia.  Saya yakin, semua unsur-unsur yang ada pada muntahan Kelud nantinya juga akan bermanfaat bagi manusia. Jika itu memang berbahaya, maka tugas manusia mengantisipasinya. Sebab itu manusia harus berilmu, agar mempelajari semua yang Allah beri. Sebab itu manusia dijadikan khalifah, agar bijak dalam menyikapi semua kejadian di bumi.

Semua serasa ketakutan melihat erupsi Kelud yang disertai petir. Menakutkan? Iya. Allah memang menciptakan petir agar manusia juga merasakan takut. Tapi, di sisi lain saya merasa takjub. Subhanallah, perpaduan alam yang begitu luar biasa, mereka serasa terpadu dalam sebuah aksi untuk menunjukkan kepada manusia betapa Maha Besarnya Allah.

Jadi, mengapa tidak jika kita memandang semua ini tidak hanya dari segi bencana, tetapi juga dari segi anugerah. InsyaAllah semua yang Allah keluarkan dari perut bumi melalui mulut Kelud adalah baik untuk kelangsungan kehidupan manusia. Kelud juga mengajarkan kita untuk bijak dalam memimpin bumi. Kelud juga mengingatkan kita bahwa Maha Besar Allah yang mampu melakukan apapun sebagai bentuk murka juga sayang.