Minggu, 20 Oktober 2013

Mama Bilang Aku Blo'on

Dua hari yang lalu saat saya sedang belajar mengaji bersama anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dekat rumah, saya mendapati seorang anak kecil, salah seorang santri berusia 4 tahun sedang menangis kencang sekali. Saat itu, Septia  dikelilingi teman-temannya yang sedang mencoba membujuk dia untuk berhenti menangis, tidak kunjung reda justru malah semakin keras. Saya yang sedang menyimak bacaan seorang santri, tidak bisa menghampirinya segera karena masih banyak santri lain yang belum mengaji. 

Karena tangisnya yang tak juga berhenti, saya mengajak Septia untuk duduk di samping saya. Dia pun menurut. Kegiatan menyimak pun usai, saya dekati dia dan mencoba menanyakan apa yang terjadi. 

" Septia, kenapa menangis sayang..?? " Tanyaku perlahan. 
Sambil menunjukkan mainannya yang rusak, dia mencoba menceritakan sambil sesenggukan, 
" ini, mainanku di rusakin Ali, jadi rusak..",  tangisnya pun menjadi saat ia berucap, " ini mainan punya adikku, nanti aku dimarahin mama... kasihan adikku, mainannya rusak."
 " kenapa tadi mainannya dibawa Septia, kenapa tidak disimpan di rumah?" tanyaku,
sedikit reda ia menjawab, "mainan adikku aku bawa, aku jaga biar gak rusak.."
" besok minta mama beli lagi ya.." 
" mama nggak punya uang, uangnya di pakai buat arisan..", terkejut mendengar pernyataan itu, saya pun kembali bertanya dengan penasaran, 
" uang saku Septia berapa kalo untuk sekolah.."
" seribu lima ratus.."
" harga mainannya berapa?"
" seribu lima ratus.."
" ya sudah, nanti kalo sudah sampai rumah, Septia minta maaf ke adik dan mama, habis itu bilang kalo besok bakal ganti mainannya dengan mainan baru. jadi, besok uang sakunya jangan di pake buat jajan ya, buat beli mainan adik saja. setuju... "

Septia pun mengangguk. 


Hari ini, saya bertemu kembali dengan Septia. Saat ia menghampiri saya untuk mengaji, saya lontarkan pertanyaan tentang dua hari lalu. 


"Septia, kemarin gimana? dimarahin mama?"
" iya...", ia menjawab lugu,
" dimarahinnya gimana?"
Sambil menunduk dia berkata, "mama bilang aku blo'on"

Terkejut mendengarnya, pedih sekali..
" sudah? itu aja dimarahinnya?"
" iya, mama cuma bilang aku blo'on.."
" Septia diam aja? ato nangis?"
"diem aja.."

Saya elus kepalanya, kemudian memintanya untuk mengaji. :(